
Cursed Bunny by Bora Chung is a genre-defying collection of short stories that blur the lines between magical realism, horror, and science fiction. The stories delve into the very real horrors and cruelties of patriarchy and capitalism in modern society, using elements of the fantastic and surreal to address themes such as loneliness, exploitation, and societal norms. Chung's writing style combines horror, magic realism, supernatural elements, and folklore with contemporary storytelling, creating a unique and unsettling reading experience that explores heavy social commentary on patriarchy, greed, and generational trauma.
The stories in Cursed Bunny are a mix of horror, sci-fi, fantasy, and magical realism, offering a chilling and thought-provoking exploration of societal issues through bizarre and sometimes grotesque narratives. The collection features characters fighting against oppression and seeking acceptance, with each story resonating on different levels and showcasing Chung's ability to play with various genres while maintaining a cohesive theme of revenge and societal critique.
Genres:
Tropes/Plot Devices:
Topics:
Notes:
Sensitive Topics/Content Warnings
Content warnings include strong themes of body horror, child abuse, animal violence, mental health issues, and general grotesqueries.
From The Publisher:
SHORTLISTED FOR THE INTERNATIONAL BOOKER PRIZE AND WINNER OF A PEN/HEIM GRANT
A stunning, wildly original debut from a rising star of Korean literature-surreal, chilling fables that take on the patriarchy, capitalism, and the reign of big tech with absurdist humor and a (sometimes literal) bite.
From an author never before published in the US, Cursed Bunny will shock and surprise readers with each new tale. Translated by the acclaimed Anton Hur, Bora Chung's stories are unique and imaginative, by turns thought-provoking and stomach-turning, where monsters take the shapes of furry woodland creatures and danger lurks in unexpected corners of apartment buildings. But in this unforgettable collection, Chung's absurd, haunting universe could be our own, illuminating the ills of contemporary society.
Ratings (20)
Incredible (2) | |
Loved It (8) | |
Liked It (5) | |
It Was OK (3) | |
Did Not Like (2) |
Reader Stats (68):
Read It (20) | |
Want To Read (44) | |
Not Interested (4) |
3 comment(s)
This collection of horror stories is quite unique and weird in the Hest way. I got really weirded out by sine stories and it made but uncomfortable thinking about having a head appear in the toilet (one of the horror tropes that has always creeped me out, things coming out of the toilet). Overall it was a great collection and I enjoyed most of them.
Hmm ... enggak tau apakah pilihan menjadikan buku ini sebagai selingan dari buku lain adalah pilihan yang benar atau enggak. Tapi, yang jelas, waktu aku pertama baca buku ini dan melanjutkan baca ke cerita kedua dari buku ini, kok, ya, enggak bisa berhenti baca?
Sejujurnya aku sedikit kaget karena di cerita pertama rasanya udah bikin
mental karena membahas kotoran. Untuk awal-awal baca, aku sendiri butuh waktu buat mencerna ceritanya, tapi semakin lama, semakin tenggelam sama cerita yang ditulis sama [a:Bora Chung|21076668|Bora Chung|https://images.gr-assets.com/authors/1649812584p2/21076668.jpg]-
nim. Kayak ada aja yang bikin merinding, terutama bagian terakhir dari tiap-tiap ceritanya.
Kebetulan aku sendiri baca buku ini dengan seseorang, ceritanya
bookdate. Sampai beberapa kali kita kaya,
"Hah? Ini apa? Ini gini bukan, sih? Atau gini? Ya Tuhan tolong ini kok gini banget," dan sebagainya.
But, both of us quite enjoyed reading this book, walaupun kalau kata dia
agak cari penyakit karena kita baru banget selesai baca [b:Di Tanah Lada|57602404|Di Tanah Lada|Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie|https://i.gr-assets.com/images/S/compressed.photo.goodreads.com/books/1617321795l/57602404._SX50_.jpg|47255491].
1. Si Kepala
Jujur, cerita pertama agak absurd karena tiba-tiba langsung disuguhkan membahas kotoran. Apalagi kotorannya ini terus-terusan memanggil si protagonis sebagai ibu, yang mana bikin aku awalnya berpikir bahwa dia ini adalah anak yang digugurin oleh si protagonis. Tapi, kok, anehnya kenapa kotoran? Dan, ada beberapa yang bikin aja jijik adalah ketika si kotoran ini katanya
akan tampak sesuai dengan kondisi badan si protagonis. Jadi, kalau di protagonisnya sedang menstruasi, ya, si kotoran juga ikut jadi warna merah. Jijik? Banget.
2. Menstruasi
Yang ini sama, gak kalah absurd dari cerita kedua. Gimana bisa seseorang, yang belum menikah dan digambarkan belum pernah melakukan senggama tapi bisa hamil karena meminum obat kontrasepsi gak sesuai anjuran dokter? ANEH. ANEH BANGET. Tapi, agak lucu ketika si dokter menor yang seolah menghardik si protagonis untuk cepat-cepat cari ayah buat si bayi dalam kandungan. Belum lagi respon keluarganya yang ... gak kalah aneh. Bisa-bisanya si keluarga memasang foto dan nomor telepon si protagonis di iklan koran untuk cari ayah buat si bayi. Dan di
endingnya memang ada seorang laki-laki yang bisa dibilang mau buat jadi ayah, tapi seperti telat? Seolah kita diajak buat berpikir bahwa, mau bagaimanapun, mau dia mengambil keputusan akan merawat anaknya seorang diri tanpa ayah ataupun pada akhirnya dia menemukan pria yang mau jadi ayah dari si anak, tetap saja yang namanya kehamilan di luar nikah akan dipandang sebelah mata.
3. Kelinci Terkutuk
Sesuai dengan judul bukunya, cerita ini berhubungan dengan kutukan dan kelinci. Di mana ada satu keluarga yang memang dikenal sebagai pembuat azimat, atau mungkin kalau kata kita
jimat yang terkutuk berbentuk lampu kelinci. Awalnya kayak diceritakan bahwa si kakek dari protagonis ini menceritakan masa lalunya, masa di mana dia memiliki seorang teman yang sukses tapi harus jatuh pasca masa perang karena sebuah fitnah. Sehingga si kakek ini membuat azimat terkutuk yang bisa dibilang ditujukan untuk balas dendam si teman. Dan, menurutku cerita ini yang paling bikin bulu kuduk berdiri. Di sini digambarkan bahwa pada akhirnya, si kakek terjebak diantara dua dunia karena pembalasan dendamnya untuk si kawan.
4. Jari-Jari yang Dingin
Jujur, aku awalnya enggak paham sama cerita yang ini. Tapi setelah saling teriak, dan menjadi tukang keong bersama pacar
(hehe), akhirnya aku mendapat pencerahan. Agak miris karena di sini kita kayak dikasih gambaran sebuah penyesalan atas kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh seorang perempuan. Di mana si perempuan atau si protagonis ini,
kalau kata pacarku, adalah si pendosa yang sudah membuat Ibu Guru Choi meninggal dan menjadi orang ketiga diantara Ibu Guru Choi dan suaminya.
5. Perangkap
Kalau yang ini, aku dibuat beberapa kali narik napas panjaaaaaaaaaaaaaaaang banget. Karena di sini si pemudanya tuh sadis banget. Digambarkan dia melakukan penyiksaan yang menurut aku kejam. Apalagi pas dia sudah menikah dan punya anak, dia rela mengorbankan anak-anaknya buat tetap bisa hidup senang dan kaya raya. Kalau aku bacanya, seperti ada sedikit sentuhan legenda Korea karena mengungkit soal rubah, tapi versi
pesugihan.
6. Selamat Tinggal, Cintaku
Di cerita ini kita kayak dibawa ke masa depan karena berlatarkan dunia futurstik?
Correct me if I'm wrong. Yang mana manusia sudah hidup berdampingan sama
artificial intelligence. Tapi, di sini juga digambarkan bagaimana sifat konsumtifnya manusia setiap kali ada produk yang 'baru'. Mereka akan membeli produk baru itu dan meninggalkan produk yang 'lama', dan di sini tanpa sepengetahuan si protagonis,
android pertamanya merasa kesepian dan pada akhirnya memilih untuk menghabisi nyawa si protagonis. Miris, ya?
7. Bekas Luka
Di sini diceritakan seorang laki-laki yang sedari kecil sudah hidup dengan Sesuatu di sebuah gua. Di mana si protagonis ini hidup dengan tujuan agar tidak mati meskipun seluruh tubuhnya penuh luka. Sampai akhirnya dia bisa kabur dari si Sesuatu dan bertemu dengan manusia lain. Sayangnya, kehidupan dia setelah kabur enggak semulus yang dibayangkan. Dia seperti dipaksa untuk bertarung seperti seorang budak. Pada akhirnya dia kayak memutuskan untuk balas dendam, bukan kepada manusia, tapi kepada si Sesuatu karena menurut dia, sumber masalahnya ada di si Sesuatu. Sayangnya, lagi-lagi apa yang dia lakukan hasilnya gak sesuai dengan yang dia bayangkan. Di cerita ini bener-bener digambarkan seramnya manusia, dan digambarkan bagaimana kita enggak akan pernah merasa puas walaupun sudah membalaskan dendam kita, dan hanya kehampaan yang ada. Ceritanya cukup panjang dibandingkan cerita yang lain, tapi menurutku masih cukup bisa dinikmati meskipun tiap baca dibuat menghela napas panjang karena,
manusia memang semenyeramkan itu.
8. Rumahku Istanaku
Cerita lain yang berhasil membuat bulu kuduk berdiri. Awal mulanya bercerita tentang seorang perempuan yang berhasil membeli sebuah gedung dari hasil jerih payahnya pasca membayar hutang puluhan juta
won. Si protagonis ini akhirnya pindah ke gedung tersebut sama suaminya. Awalnya waktu baca cerita ini kayak dibuat mikir ujungnya akan di bawa ke mana, dan ternyata cukup banyak
plot twist di satu cerita ini aja. Terutama bagian dia bertemu dengan si anak kecil yang memanggilnya Ibu, dan berakhir pada kematian orang-orang yang pernah membuat dia sedih, termasuk suaminya, dengan kondisi yang sedikit nggak masuk di akal, kemudian,
"Sang perempuan berbisik kepada si kecil sambil mencium dahi pucat anak tersebut." Aku suka banget sama
plot twistnya.
9. Penguasa Angin dan Pasir
Waktu baca cerita ini, serasa baca cerita dongeng fantasi. Tapi kemudian dipelintir dengan kengerian yang berpusat pada
sifat manusia. Berawal dari seorang Raja yang dikutuk oleh Nahkoda kapal, membuat anaknya tidak bisa melihat sama sekali. Sehingga si Raja memutuskan mencari seorang putri dari Negeri Padang Rumput untuk menjadi istri dari sang Pangeran. Ya, si Putrinya,
sih, jatuh cinta sama si Pangeran dan rela berbuat apapun supaya si Pangeran bisa melihat lagi. Tapi, seperti sampah, setelah bisa melihat, si Putri malah dibuang gitu aja sama si Pangeran. Cerita ini seolah menggambarkan sebuah
sejarah menurut sudut pandang
si pemenang perang, nyatanya ada sedemikian rahasia yang mungkin enggak sesuai?
10. Reuni
Cerita terakhir dari buku ini. Menceritakan dua sepasang perempuan dan laki-laki yang nggak sengaja bertemu karena sebuah kebetulan yang unik, sama-sama melihat hantu. Di mana si perempuan dan laki-laki ini semakin lama, semakin dekat dan melakukan hubungan intim melalui seni mengikat. Ada satu bagian yang agak bikin tercekat, ketika si laki-laki bilang, "Aku merasa seperti diberi izin untuk tetap hidup," selama terikat. Sedikit absurd buatku. Apalagi ketika diakhir, si lelaki justru mengakhiri hidup dengan ikatannya itu.
Dari sekian cerita,
Kelinci Terkutuk,
Selamat Tinggal, Cintaku, dan
Rumahku Istanaku menjadi cerita yang berkesan buat aku. Karena di buku ini Bora-
nim enggak cuma menggambarkan kengerian melalui hal-hal yang berhubungan dengan hantu, tapi juga yang berhubungan dengan manusia yang masih hidup seperti sifat-sifat manusia yang serakah dengan dunia, tapi dikemas sedemikian rupa sampai menarik untuk dibaca tiap bagiannya, walaupun aku yang siput ini perlu waktu sedikit lebih lama dan lebih banyak mengeluh karena benar-benar rasanya seperti dibuat
gila.
Very interesting stories that are very different from each other yet all captivating and unpredictably disturbing
When you click the Amazon link and make a purchase, we may receive a small commision, at no cost to you.